Skip to main content
EdukasiBerita Utama

Menghadapi Perubahan Sosial dan Emosional Pada Anak yang Beranjak Remaja

Dibaca: 2650 Oleh 28 Nov 2023Tidak ada komentar
Menghadapi Perubahan Sosial dan Emosional Pada Anak yang Beranjak Remaja
#BNN #StopNarkoba #CegahNarkoba

Masa remaja adalah masa perubahan yang besar secara fisik, emosional, dan sosial yang dialami remaja, dan merupakan transisi signifikan dari masa kanak-kanak ke dewasa. Selama fase transformatif ini, remaja sering kali mengalami emosi yang bergejolak, kebingungan, dan keinginan untuk mandiri. Oleh karena itu, sangat penting bagi orang tua untuk memiliki peran aktif dan suportif dalam membantu anak remaja mereka melewati perjalanan yang penuh gejolak ini. Artikel ini akan menguraikan perubahan-perubahan yang mereka alami, serta beberapa cara agar orang tua dapat membantu remaja mereka melalui perubahan emosional dan sosial tersebut.

Beberapa perubahan yang mungkin dialami anak secara emosional dan sosial adalah sebagai berikut:

  1. Merasa sangat sensitif

Tubuh anak mengalami banyak perubahan selama masa remaja, sehingga mereka seringkali merasa tidak nyaman dengan perubahan tersebut dan menjadi sangat sensitif terhadap penampilan fisiknya. Akibatnya, mereka tampak mudah merasa jengkel, kehilangan kesabaran, atau merasa tertekan.

  1. Merasa khawatir dan tidak menentu

Karena anak belum sepenuhnya dewasa namun bukan lagi berada pada masa kanak-kanak, masa remaja berpotensi mengarah pada masa-masa dimana anak memiliki perasaan yang tidak menentu. Masa pubertas merupakan fase transisi, sehingga anak mungkin mulai bertanya-tanya dan memikirkan aspek-aspek kehidupan yang baru dan ‘dewasa’ seperti karier dan pernikahan. Ketika anak mulai memikirkan hal-hal ini, dia bisa merasa tidak yakin mengenai masa depannya.

Ekspektasi orang-orang terdekat, termasuk orangtua, terhadap anak juga akan berubah. Sebagai remaja, anak mungkin diharapkan untuk mengambil tanggung jawab yang lebih besar daripada yang diharapkan darinya sebagai seorang anak. Pada akhirnya, anak akan tumbuh dan berkembang dalam peran barunya dan menjadi lebih yakin dengan dirinya sendiri, namun waktu dimana anak berada dalam proses ini bergantung pada bagaimana dia merespons situasi ini.

  1. Adanya tekanan dari kelompok pertemanan (peer pressure)

Dengan dimulainya masa remaja, intensitas percakapan anak dengan teman-temannya akan meningkat. Dia kemungkinan besar akan dipengaruhi oleh media populer dan pergaulannya, baik itu dalam hal cara berpakaian, bahasa, dan bahkan perilaku.

Hal ini dapat menyebabkan anak merasa terpaksa untuk beradaptasi dengan kelompok pertemanannya agar tidak dikucilkan, sehingga dapat menimbulkan konflik perihal yang dianggap pantas oleh orang tua dan teman-teman anak.

  1. Mood Swings

Selain perasaan yang tidak menentu dan pendapat yang saling bertentangan, anak juga akan sering mengalami perubahan mood yang ekstrim. Contohnya, terkadang suasana hati anak berubah-ubah antara merasa percaya diri dan bahagia menjadi merasa jengkel dan tertekan dalam waktu yang singkat. Perubahan perasaan inilah yang disebut mood swings. Hal ini mungkin terjadi karena perubahan kadar hormon dalam tubuh anak.

  1. Mencari jati diri

Karena anak sedang dalam proses menjadi dewasa, ia juga mungkin merasa ingin mencari tahu apa yang membuatnya unik sebagai pribadi. Ia juga akan cenderung lebih banyak bergaul dengan teman daripada keluarga. Ini karena teman-temannya sedang berada pada fase yang sama secara psikologis. Ia mungkin mencoba mencari tahu bagaimana dirinya berbeda dari orang lain dan bagaimana dia bisa menyesuaikan diri dengan sekelilingnya. Hal ini pada akhirnya akan menyebabkan dia berusaha untuk menjadi lebih mandiri dari orang tua dan keluarga.

 

Tentunya, kita sebagai orang tua akan merasakan berbagai macam emosi dalam menghadapi remaja yang sedang beranjak dewasa. Seringkali, kita akan merasa kesulitan untuk tetap menjaga anak, namun juga memberikannya ruang untuk bertumbuh dan mencari jati diri. Oleh karena itu, ada beberapa hal yang bisa dilakukan agar komunikasi dapat tetap terjaga dan kita bisa membantu anak bertumbuh kembang menjadi ‘the best version of themselves’.

  1. Menjalin komunikasi yang lancar

Salah satu cara terbaik untuk mendukung anak selama masa remaja adalah dengan melowongkan waktu untuk mendiskusikan masa pertumbuhan dan pubertas secara terbuka dan jujur. Meskipun pada awalnya mungkin terasa memalukan, apabila anak mengetahui bahwa mereka dapat datang dan berbicara dengan orangtua ketika membutuhkan kepastian atau dukungan sangatlah penting. Dalam situasi seperti ini, sebaiknya mengambil pendekatan yang terbuka dan santai saat mengobrol dengan anak, dan coba bicarakan mengenai perubahan yang mungkin mereka alami, hal-hal yang harus diantisipasi, dan memberi tahu mereka bahwa pertumbuhan dan perkembangan tidak sama pada setiap orang – ada yang akan tumbuh cepat, dan ada pula yang pertumbuhannya lambat.

  1. Meyakinkan anak dengan memberikan kepastian

Penting juga untuk meningkatkan rasa percaya diri anak selama masa pubertas, karena pastinya mereka akan membandingkan tubuhnya dengan teman-temannya, dan mungkin merasa khawatir dengan perkembangannya sendiri. Hal terbaik yang dapat orangtua lakukan adalah menunjukkan rasa empati atas perubahan yang mereka alami dan menjelaskan bahwa tubuh memiliki berbagai bentuk dan ukuran.

  1. Mendengarkan anak

Luangkan waktu untuk mendengarkan kekhawatiran dan unek-unek anak, baik itu saat berada di dalam mobil dalam perjalanan ke sekolah atau saat Anda sedang menyiapkan makan malam – remaja seringkali akan membuka diri pada saat-saat yang paling aneh. Ada baiknya juga untuk melakukan riset sendiri sehingga orangtua dapat menjawab pertanyaan apapun yang anak ajukan kepada mereka.

  1. Memberikan anak nasihat yang baik atau ‘tools’ yang dapat membantu mereka

Akan ada saatnya orangtua perlu menjelaskan kepada anak perempuan mengenai cara menggunakan produk menstruasi, menunjukkan kepada anak laki-laki cara mencukur, atau menjelaskan mengenai kiat-kiat mengatasi jerawat atau rambut berminyak. Oleh karena itu, cobalah bersiap semaksimal mungkin untuk melakukan hal ini. Ada baiknya juga mengajak anak untuk mengobrol santai tentang kebersihan pribadi dan bertanya dengan lembut, apakah mereka memerlukan sesuatu seperti peralatan cukur, sabun cuci muka, atau deodoran? Penting bagi orangtua untuk menyediakan alat-alat yang dibutuhkan anak, sehingga mereka dapat menjaga diri mereka sendiri dan mengatur masa pubertas dengan cara mereka sendiri.

  1. Memberikan anak sumber-sumber informasi lain yang dapat mereka gunakan

Tidak mudah bagi anak untuk berbicara dengan orangtua mengenai perubahan yang terjadi pada tubuh dan pikirannya, jadi alangkah baiknya apabila orangtua menyediakan beberapa sumber informasi lain, dimana mereka dapat menemukan informasi yang lebih merinci perihal pubertas atau jawaban atas pertanyaan-pertanyaan yang mungkin mereka terlalu malu untuk tanyakan kepada orangtua.

Penting bagi orangtua untuk hadir dan membantu anak dalam tahapan ini, karena tanpa adanya keterbukaan dan pengawasan antara anak dan orangtua, maka anak dapat beralih ke cara-cara yang tidak sehat, mencari informasi yang belum tentu benar/membantu mengenai tahapan hidup yang sangat membingungkan ini, serta terjerumus dalam

Kirim Tanggapan

made with passion and dedication by Vicky Ezra Imanuel